From Jakarta to Maluku Utara


kalo biasanya banyak orang merantau ke kota besar untuk alasan pendidikan dan mencari penghasilan lebih baik, gue mungkin sebaliknya. Gue merantau ke daerah demi penghasilan.

gue lahir dan besar di Kota Jakarta yang notabene nya ibukota negara kita tercintah Indonesia. Gue bukan orang betawi (if you ask then), Gue orang Jakarta. hahaha since my dad was from Sumatra and my mom was from Maluku, i cant choose one of them as my tribe.

Jakarta always be my hometown. Segala sisi menyedihkannya sampai sisi hingar bingarnya Jakarta gue (biar gahul) udah khatam. Anak gaul banget nggak gueh *ditampol.

Jadi finally abis lulus kuliah ikatan dinas, saya harus mematuhi frasa para calon pegawai negeri sipil alias PNS yaitu "Bersedia ditempatkan dimana saja..." tentunya dengan syarat dan ketentuan berlaku. Bagi kami, utamanya lulusan yang berasal dari pulau jawa (termasuk Jakarta) harus menerima kenyataan bahwa penempatan kami sudah pasti di luar pulau jawa. Otomatis juga tidak mungkin jakarta. We soon wasting time at some random malls, cute cafes, and a lot of famous spots in the city before we leave it.

Kembali ke masalah penempatan, karena ada syarat dan ketentuan berlaku, kami diizinkan menentukan pilihan penempatan. Sebenarnya ini lebih tepat disebut menentukan prefer option. Karena belum tentu yang kita pilih bakal kita dapet. Disesuaikan dengan jumlah posisi yang tersedia dan peringkat kita saat lulus.

Anyway, im not one of the brightest student in that college, but also not the most stupid one. Tapi kepengen juga milih penempatan yang nyaman. Awalnya pengen milih Maluku, secara itu kampung halaman nyokap, gue juga udah beberapa kali kesana, udah familier, banyak sodara dan sepupu yang seumur pula disana. Sayangnya saat ngeliat posisi kosong, seluruhnya adalah kantor kabupaten (nggak ada posisi kosong di kantor kota), juga letak kabupatennya yang jauh dari pusat Kota Ambon, gue jadi ragu milihnya. Gue masih berharap bisa dapet kantor kota meski di timur indonesia. ya ini jelas ada hubungannya ama fasilitas. Meski gak selalu kalo kabupaten itu minim fasilitas, tapi kota itu selalu punya semua fasilitas primer dan sekunder (tersier gak semua kota juga)

Pilihan akhirnya jatuh ke Maluku Utara. Provinsi ini berpusat di Kota Ternate. Sebenarnya secara administratif, ibukota Provinsi Maluku Utara adalah Sofifi, yang termasuk bagian Kota Tidore Kepulauan dan terletak di Pulau Halmahera. Sayangnya karena selama ini semua fasilitas dan infrastruktur dibangun di Ternate (mulai dari mall hingga bandara), Ternate masih dianggap sebagai kota utama di Maluku Utara.

oke. buat merefresh ingatan, mari gue perjelas dimana maluku utara itu berada :

Jakarta ke Maluku Utara
lokasi Maluku Utara


nah udah rada kebayang kan? huehehe
jauh? yaiyalah. Makna merantau nya lumayan berasa deeeeh~
akhir-akhir ini gue banyak baca artikel travelling yang udah ngebahas tentang Maluku Utara. Bahkan agen travelling setaraf k*kab*ntrip udh buka trip ksini.
sayangnya gue sendiri blom kemana mana disiniii *nangisbombai
tuntutan pekerjaan *halah
yaudah, karena gue blom bisa kasi review apa-apa, gue kasih aja pengalaman perjalana gue dr Jakarta-Ternate-Tidore. Siapa tau ada yang butuh. (gak ada yang butuh juga gpp, kan gue cuma mau nulis aja, lo punya problem? ha?)



MENUJU MALUKU UTARA

Menuju Kota Tidore Kepulauan dari Jakarta, yang jelas pake pesawat dulu. Dari bandara Soekarno Hatta, kita menuju bandara Sultan Baabullah yang terletak di Kota Ternate. Tiket harga normal sekitar Rp 1.600.000 - 2.200.000, tergantung maskapai apa yang dipakai. Waktu perjalanan sekitar 4jam (biasanya 1x transit sebentar di makasar) atau langsung sekitar 3jam20menit. Kota Ternate ini besarnya hanya sebesar pulau kecil kayak peta di bawah ini. Ukurannya 11-12 deh ama Pulau Tidore.
Dari bandara ini juga ada penerbangan lanjutan buat yang mau ke Halmahera Timur, atau ke Halmahera Utara.




MENUJU KOTA TIDORE KEPULAUAN


dari namanya udah ketauan ya, kalo kota ini adalah kota yang terdiri dari beberapa pulau. Ada pulau maitara, Pulau Tidore, dan sebagian dari Pulau Halmahera. Jadi untuk menuju Kantor gue yang ada di Pulau Tidore, gue harus nyebrang dulu dari Ternate.

Keluar dari Bandara Sultan Baabullah, kita harus menuju Pelabuhan Bastiong. gue biasa pake ojek Rp 50.000 kalo gak banyak barang bawaan. Tapi kalo banyak barang, bisa pake 'taksi'. Taksi disini bukan taksi merek bluberd, ekspres dkk ya. Gak ada taksi macem itu disini :"
Taksi disini bentuknya kyk mobil pribadi dan banyak tersedia di bandara. tarifnnya Rp 150.000 untuk tujuan Pelabuhan Bastiong dan sekitarnya. Harganya tetep bakal segitu kalo lo naik sendiri, berdua, ataupun bertiga. Jadi kalo ada temen barengan dari bandara ke pelabuhan, bisa sedikit lebih hemat. Waktu perjalanan dari bandara ke pelabuhan rata-rata sekitar 30 menit.

Masuk pelabuhan biasanya ada abang-abang yang nungguin di gerbang, mintain serebu buat pajak pelabuhan. Kasi dah kasih.

lanjut, kita bisa milih dua jenis transportasi, mau feri atau speedboat. Kalo situ bawa kendaraan semisal motor, atau takut naik speedboat yang kayak macem naik kora-kora, pake feri aja deh. Gue lupa harganya (gak pernah pake feri soalnya hahaha) mungkin sekitar Rp 30.000 dengan lama perjalanan sekitar 15-20 menit menuju Peabuhan Rum, . Sedangkan speed, cukup Rp 10.000 aja. Dibayar saat lo udah sampe Pelabuhan Rum. Lama perjalanan menggunakan speedboat sekitar 7-10 menit.

Pelabuhan Bastiong, Ternate, Maluku Utara
Pelabuhan Bastiong, Ternate

.
Perjalanan Ternate ke Tidore
View perjalanan menuju Pelabuhan Rum menggunakan speedboat
sampai di Pelabuhan Rum, ada beberapa transportasi darat yang bisa dipili tergantung tujuan. ada ojek, 'Taksi', atau mobil angkot. Angkotnya ada dua warna. Warna biru mengambil jalur dekat laut, sementara angkot warna lain (ijo atau oranye) mengambil jalur yang lebih dekat ke gunung dan hutan-hutan di kaki gunung. Karena tujuan gue agak jauh (Kantor gue di Gamtufkanrge, 7menit dari pangkalan akhir) dan gue suka pemandangan laut, ditambah gue emang wanita setrong jadi gue naik angkot biru. 
Perjalanan darat lumayan jauh deh, 1jam perjalanan darat (tanpa macet loh gaees. biasanya sopir rada ngebut karena jalana emang lancar rada sepi). Ongkosnya Rp 12.000 sajah (standar harga buat perjalanan jauh pake angkot ini). dan sampailah saya di kantor :')

udah segitu ajah infonya. next time gue bakal cerita lifestyle di Maluku Utara, terutama di Tidore. *caelah lifestyleeeeeeeee.



artikel lain seputar  travelling di maluku utara :





Thank You for Reading My Blog!

Kalau tulisan ini bermanfaat, silahkan bagikan ke siapapun yang kalian pikir perlu ikut membaca :)

Comments

5 komentar:

  1. Peluang usaha untuk berdagang disana bagus gak?!
    Daya beli masyarakatnya nya gimana

    ReplyDelete
    Replies
    1. peluang usaha disana menurut saya termasuk bagus.. daya beli masyarakatnya juga bagus.. terutama bisnis makanan dan produk fashion ya.. karena disana produk fashion terbatas, keabnyakan mereka beli secara online. Sementara untuk makanan dan minuman, mereka cenderung senang mencoba produk makanan/minuman baru

      Delete
  2. saya ada niat buka kuliner sate khas madura, gmn pak menurut anda....?

    ReplyDelete
    Replies
    1. boleh dicoba saja.. belum banyak yang jual sate. Bahkan sate kulit saja di Ternate hanya 1-2 yang jual.

      Delete
  3. Waah boleh dong kak sharing2, saya baru lolos cpns 2019 penempatan di Ternate. Asal saya dari Jawa Timur. Kemungkinan awal tahun 2020 mulai kerja disana. Semoga betah hidup disana, soalnya baru pertama kali merantau jauh ke Timur Indonesia. Kalo di Ternate, kondisi nya ramai dan fasilitas cukup lengkap kan ya ?

    ReplyDelete