From Island to Island


Salah satu momen perubahan terbesar gue di tahun 2016 kemarin itu adalah saat gue di mutasi dari Kantor Kota Tidore Kepulauan (Tikep) ke Kantor Provinsi. Kaget, seneng, dan sedih.

Kaget, ya soalnya gue masih anak bawang juga di Kantor Tikep. 1 tahun 5 bulan. Menurut gue sih itu masih seumur jagung untuk bisa dipindah ke kantor selevel provinsi. Terlepas banyak juga temen-temen seangkatan gue yang udah dipindah duluan ke kantor provinsi, itu mah rejeki masing - masing lah yaau. Dalam sudut pandang gue, ini termasuk cepet.

Seneng. Iyalah seneng 😌 Kantor Provinsi yang letaknya di Kota Ternate, itu strategis beut tau gak seeh loooooh~ haha. 30 menit dari bandara. 7 menit dari Jatiland Mall (satu satunya mall di Ternate). 5 menit ke tempat makan manapun yang menyediakan makanan kesukaan gue mulai dari sate kambing bumbu kecap, sampe pecel lele (yang gak ada di Tidore vvrooooh 😞)  dan anyway, biar kata ternate ini kota kecil, tapi cukup padat juga. banyak kafe-kafe kecil nan lucu yang instagramable, on 24 jam sama aja kayak jakarta. Intinya, peningkatan susasana wilayah mendekati habitat saya di Jakarta sana.


Sedih. Iya sedih, gue punya banyak temen asik di Tidore ciyus gak boong. Dalam kantor maupun luar kantor. Ada satu kafe kecil kepunyaan temennya temen gue, yang juga temen gue (iya intinya temen gue) tempat gue biasa mangkal (ojek kali ah). itu kalo jam 9 malem orang baru pada mulai berdatangan, dan bisa bertahan sampe jam 2 pagi, tergantung ada live music atau nggak, tau ada massa atau nggak.Pengaruh dari  yang punya juga sih, Doi baru buka cafe nya selepas isya. Doi bilang :

"saya gak mau orang datang kesini, nggak sholat karena duduk-duduk di cafe saya. Nanti saya ikut dosa"
katanya sambil mengenakan jubah putih dengan rambut keriting ala reggae, panjang terurai menutupi sebagian mukanya. (ini serius sodara, penampilan dia emang begitu, nanti kapan-kapan gue kasih liat orangnya) Sebut saja namanya Bams. juga Obok yang gaya bercandaannya cukup satu frekuensi sama gue  (kita bisa ketawain orang yang sama ttg hal yang sma tanpa harus diomongin) dan si Lilbab. Nama yang terakhir domisilinya Ternate. Sampe sekarang pun si Lilbab ini masih setia kalo diajakin dan  ngajakin jalan.

hal terakhir yang bikin gue sedih itu, GUE UDAH TERLANJUR NYICIL BANYAK BARANG DI TIDORE. iya tau gak usah pake capslock, tapi gue maunya pake capslock, gimana dong, rewel amat lu.
Berhubung gue merasa kerjaan gue padet merayap dan stressing abis, gue memutuskan untuk memberi penghargaan kepada diri sendiri dengan ngebeli dan masang AC di rumah dinas yang gue tempatin (gaya bet kan gue, biarin dong ah, udh pake duit sendiri ini)

So, September 2016 i  move to Ternate. Seperti yang udah gue bahas di postingan gue sebelumnya tentang tidore, gue harus membawa  semua barang-barang yang udah gue beli membelah darat dan laut *caelah. Kecuali AC, yang gue putuskan untuk gue tinggal dan jual ke temen yang ada di Tidore. Hal yang paling nggak asik dalam pindahan ini adalah gue pindah ke kosan dengan harga selangit. Nggak kalah sama harga sewa apartemen di Jakarta gaes. It takes away 50% of my salary per month!!

Menurut data BPS Provinsi Maluku Utara, andil inflasi tertinggi tahun 2016 Kota Ternate ada pada komoditas Sewa/Kontrak Rumah, yang mencapai 1,031%. Padahal total inflasi tahunan kota Ternate tahun 2016, adalah sebesar 1,91%, yang artinya andilnya lebih dari separuh. Nggak heran jadinya kalo ternyata harga sewa kost selangit. (how do i know this number exactly? because my work is all about that number 😏 )

Kalo kalian udah baca postingan gue sebelumnya, pasti udah ada gambaran bahwa Kota Ternate emang kota yang sangat kecil, di peta aja cuma setitik 🙁 secara logika, daratannya hanya secuil dan gak akan nambah kecuali dibuat timbunan. FYI, Jatiland Mall yang juga satu-satunya mall di ternate (ya walaupun ada satu mall lagi yang sekarang disebut mall lama, i consider this as the one and only 'real' mall in this city) itu daratannya juga timbunan loh. Letaknya pas di pinggir laut banget soalnya. Jadi hukum ekonomi akan berlaku untuk komoditas yang 'produksi' nya sedikit pasti harganya akan makin mahal. sedih sekali kehilangan begitu banyak pendapatan hanya untuk tempat tinggal sementara 😢

Tapi memang ada harga ada rupa ya gaes. Karena gue udah ogah buat naik motor lagi dan gak mau naik motor lagi, kosan yang gue pilih emang deket banget ama kantor. Tinggal jalan kaki gitu jeeengs. Dan emang posisinya di pusat perkantorannya, padat, dekat dengan banyak tempat makan, mall dll, wajar juga sih ya jadi mahal.
Belum lagi emang kosan eke paket lengkap, udah ada kasur ukuran dobel (sayang aja gue masih single, tapi ini bukan promo bro!), lemari, meja, kamar mandi dalam dan ada dapur umum di luar kamar  (tapi masih dalem rumah). Ukuran kamarnya juga cukup gede padahal gue udah masukin kulkas, rak piring, rak buku, dan satu meja lagi, masih ada space buat naro  satu kasur lagi dan tempat sholat (duileh anak solehah emang lu ry). ditambah bayar air, listrik, dan tagihan tv kabel juga ditanggung ibu kost, sesuai lah sama harganya. Tv? udah punya tv doongs dari jaman di Tidore hihihihi.

But i dont regret it. i dont regret to move here, i dont regret losing 50% of my salary to pay my room's bills, i dont regret my day full of more stressing job than i should, no, i dont regret it. why? im gonna tell you why in the next post. Bukan berarti gue nggak suka ama Tidore ya, i love that place, tempatnya nyaman, tenang, damai, and it has  a lot of beautifull view, kalo nggak percaya go check my instagram, haha. i post a lot of pictures when i was in Tidore, beautifull pictures actually. But i know i dont belong there. I just know. Postingan berikutnya im gonna tell you why, why Ternate is better and promising, at least for me.

udah ah, waktunya pulang, nyolong waktu di kantor nih, udah sendirian di ruangan. bye 😚












Thank You for Reading My Blog!

Kalau tulisan ini bermanfaat, silahkan bagikan ke siapapun yang kalian pikir perlu ikut membaca :)

Comments

    Blogger Comment

0 komentar:

Post a Comment