Review Buku: Toxic Parents (Susan Forward & Craig Buck)

Haiiiii... ini adalah review buku gue yang pertama~~
Sejak pandemi Covid19 gue jadi kembali menekuni hobi yang nggak mengharuskan gue kemana-mana: baca buku.


Ada banyak buku yang sudah gue baca setahun belakangan. Bercampur antara novel dan buku pengembangan diri, self help, dll. Untuk review buku di blog ini, gue niatnya hanya akan me-review buku pengembang diri, self help ataupun umum. Tapi mungkin kalo lagi bosen bakal bahas novel juga sih hahahaa

Anyway, buku pertama yang akan gue review adalah Toxic Parents: Overcoming Their Hurtful Legacy and Reclaiming Your Life. Penulisnya adalah Susan Forward, Ph.D dan Craig Buck. Kalo gue bilang, ini buku jadul banget, terbit tahun 2002. Tapi saat membaca buku ini, wow! Rupanya toxic parents bukanlah masalah baru kekinian, ini adalah perilaku berulang yang bahkan sudah banyak diteliti sejak hampir dua dekade lalu.

Saat nengok akun para boosktagrammer kekinian, gue sebenernya menemukan banyak judul buku yang menarik dengan tema toxic parents. Tapi sayangnya tidak ada yang membahas buku ini. Ketika gue mengulik-ngulik tema itu di akun Goodreads gue, nggak sengaja gue melihat review buku ini dan langsung kepincut. 

Salah satu review nya mengatakan bahwa buku ini membahas satu per satu jenis toxic parents secara umum, dan menyajikan masing-masing kasusnya secara eksplisit. Studi kasus. Eksplisit. Sounds interesting~. Sayangnya buku ini (sejauh yang gue cari), nggak ada terjemahannya. Jadi gue membaca versi bahasa inggris yang gue pesen pre-order. Please beli buku original jangan bajakan ya gaes.

Disclaimer: orang tua adalah sosok yang harus dihormati, itu jelas. Tapi kita tidak bisa menutup mata bahwa ada banyak orang tua yang memang toxic dan menyebabkan luka mendalam bagi anak. Bagi yang tidak pernah merasakan luka nya, pasti akan skeptis dengan buku ini. Ada banyak hal di dunia ini yang tidak akan pernah kita pahami jika belum merasakan sendiri. Tidak masalah, artinya buku ini bukan untuk Anda.  :)


Definisi Toxic Parents

Susan, sang penulis buku, adalah seorang terapis. Susan mendefinisikan toxic parents sebagai orang tua yang secara konsisten dan dominan memperlakukan anak secara negatif. Perlakuan yang terus menerus ini umumnya do the harm, alias merugikan dan memberikan dampak negatif pada anak bahkan hingga dewasa. Seringnya, tanpa disadari sang anak sendiri.

Selama puluhan tahun karirnya, Susan mendapati pasien yang memiliki akar masalah toxic parents, selalu datang dengan keluhan yang (kelihatannya) sama sekali tidak berhubungan dengan orang tua si pasien. Ada yang datang dengan keluhan mudah grogi, terlalu sering berganti pasangan, terlalu pelit dengan diri sendiri, suka mengkritik, mudah emosi, bersikap antisosial, atau mudah menyerah dalam pekerjaan.

Sebagian pasien Susan bahkan adalah orang yang cukup sukses dalam karir atau finansial. Tapi toh mental mereka bermasalah, dan mereka merasa butuh bantuan. Tanpa mereka sadari, permasalahan mental mereka ditanam dan dipupuk oleh orang-orang yang seharusnya melindungi dan membimbing mereka: orang tua mereka.


Toxic Parents
(sumber: Koleksi Pribadi)


Jenis Toxic Parents

Susan mengatakan bahwa spektrum toxic parents sangatlah luas.  Tapi secara umum dapat dikelompokkan menjadi:

  • The Godlike Parents. Orang tua yang merasa seperti 'Tuhan', tidak pernah melakukan kesalahan. Sehingga jika ada sesuatu yang salah dalam keluarga, maka itu pasti adalah salah si anak. Dan jika anak melakukan hal yang baik, maka itu semua berkat orang tua. Anak dianggap tidak bernilai tanpa orang tua.
  • The Inadequate Parents. Orang tua yang memaksa anak kecil mengurus dirinya sendiri dan mengurus salah satu orang tua mereka, baik secara fisik maupun mental. Bukan karena keadaan, tapi karena orang tua tidak mau saling mengurus.
  • The Controllers. Orang tua yang mengontrol semua hal dalam hidup anak, bahkan ketika anak sudah berkeluarga sendiri. Jika anak menolak, maka orang tua akan ngamuk atau playing victim dengan ungkapan "anak gak tau terima kasih! durhaka!" Mereka tidak mau kompromi.
  • The Alcoholic. Orang tua pecandu alkohol atau narkoba, seringnya memiliki emosi yang mudah naik turun, tidak konsisten, dan secara mental 'tidak hadir'. Jenis orang tua ini membiarkan anaknya yang masih kecil mengurusnya (padahal seharusnya sebaliknya).
  • The Verbal Abusers. Orang tua yang sering memaki anak, memberi julukan buruk pada anak, mem-bully anak, merendahkan anak bahkan di depan umum.
  • The Physical Abusers. Orang tua yang konsisten memukuli anak karena sebuah kesalahan, atau tanpa alasan.
  • The Sexual Abusers. Orang  tua yang melecehkan anak secara seksual. Tidak selalu Ayah pada anak perempuan. Pada banyak kasus, kasus Ayah terhadap anak laki-laki, dan Ibu terhadap anak lelaki juga terjadi.

Untuk setiap jenis toxic parents di atas, Susan mencontohkan kasus-kasus yang dialami oleh pasiennya. Susan memulai setiap kasus dengan keluhan pasien yang biasanya terlihat tidak ada hubungannya dengan orang tuanya. 

Sebagai terapis, Susan 'menggali' tiap pasien hingga mereka menyadari bahwa mereka dibesarkan oleh orang tua dengan perilaku toxic. Bahkan tidak jarang, satu pasien harus menghadapi kombinasi beberapa jenis perilaku toxic dari orang tua mereka. 


Mengatasi 'Warisan yang Menyakitkan'

Di buku ini Susan menekankan hal pertama yang harus dilakukan setiap pasien untuk dapat mengatasi 'warisan menyakitkan' dari orang tua mereka, yaitu mengakui bahwa orang tua mereka memang toxic.

Kebanyakan dari kita, terutama yang  masih menganut adat budaya Timur, cenderung merasa tabu membahas tema ini. Kita diajari selalu hormat pada orang tua, bahwa tanpa orang tua kita tidak akan ada di dunia ini. Kita diancam dengan kata-kata 'durhaka' jika melawan, terlepas apakah orang tua kita salah atau betul.

Di buku ini Susan tidak mengajarkan pasien untuk melawan orang tua, namun setiap pasien dituntut untuk mengakui bahwa perlakuan orang tua lah yang menjadi awal mula terbentuknya permasalahan mental mereka sekarang. Susan mengajarkan setiap pasien untuk 'meletakkan tanggung jawab di tempatnya'

Saat kita kecil, adalah tanggung jawab orang tua untuk membesarkan anak, mengurus anak, memberi perlindungan fisik dan mental, serta memberikan contoh dan perlindungan moral.

Salah satu pasien Susan yang dibesarkan  dengan dipukuli nyaris setiap hari, tumbuh menjadi pribadi penakut dan antisosial. Pasien ini kemudian diyakinkan bahwa siksaan yang diterimanya saat kecil bukanlah kesalahannya. Bahwa itu adalah kesalahan orang tuanya yang tidak bertanggung jawab, karena tidak mampu memberikan perlindungan fisik bagi anaknya.


Mengembalikan Hidup Kita

Setelah mengakui bahwa orang tua pasien termasuk toxic, Susan menekankan pentingnya konfrontasi pada orang tua. Hal ini seringkali lebih sulit. Banyak anak membayangkan akan merusak rumah tangga orang tuanya. Konfrontasi penting untuk put everything where it belongs, meletakkan segala sesuatu ke tempatnya. Kemarahan, frustasi dan kecewa anak pada orang tua harus 'dikembalikan'.

Salah satu pasien Susan yang saat kecil diperkosa berkali-kali oleh ayahnya merasa berat untuk sesi konfrontasi. Bisa dibayangkan kan apa yang bakal terjadi jika sebuah kasus incest dikonfrontasi? (zuzur di kasus ini gak kuat bacanya, sedih banget aseli)

Tapi konfrontasi adalah salah satu tahapan yang tidak bisa di skip. Susan memberikan 3 (tiga) opsi konfrontasi: surat, role playing, dan direct (tatap muka langsung). Perlu dicatat bahwa pasien diminta tidak berekspektasi  bahwa orang tua akan mengaku salah dan minta maaf. Karena umumnya respon toxic parents adalah denial, pura-pura lupa, atau mengamuk. That's why mereka dikategorikan toxic parents.

Hal terakhir yang penting dari tulisan Susan di sini adalah bahwa setiap korban toxic parents harus breaking the cycle, alias memutus rantai setan toxic parents yang mereka terima. Hal yang paling  mudah yang bisa kalian mulai (jika kalian sudah memiliki anak) adalah biasakan meminta maaf pada anak atas perilaku negatif kalian. Dan jika orang tua kalian sekarang masih ada, jangan memaksakan hidup berdasarkan validasi orang tua toxic kalian, karena itu artinya mengulang lingkaran yang sama.


My POV

Ada beberapa hal yang penting yang gue ambil dari buku ini selain hal-hal diatas:
  • You dont have to forgive, at first. Memaafkan perilaku negatif  orang tua sebelum mengakui bahwa perilaku itu adalah negatif, hanya akan membuat anak menolerir hal yang sama di masa depan. Penting untuk tidak memaafkan sampai anak paham bahwa perbuatan itu adalah salah. Bahwa perbuatan salah orang tua yang konsisten dan dominan memberi dampak merusak jangka panjang bagi anak. Setelahnya, memaafkan akan lebih mudah dan justru perlu.
  • Remember to let go and move on Anak dari toxic parents adalah anak yang kehilangan privilege masa kecil yang bahagia. Semakin cepat diakui dan disadari, maka akan semakin cepat bisa diikhlaskan. Ikhlas bahwa masa kecil kalian ternyata tidak seindah anak lain. Ikhlas karena masa lalu nggak bisa diubah, dan move on karena masa depan masih bisa berubah.  Let it go, elsa.
  • Dont ask your toxic parents for a validation. Melakukan apapun yang diminta toxic parents hanya supaya mereka mau mencintai kita, menerima kita, dan memperlakukan kita lebih baik daripada saat kita kecil, hanya akan menyiksa diri sendiri. Jangan berharap. Define your own self love. Define your own worth.

Buku ini sangat sangat menarik. Setiap kasusnya dibahas dengan baik sampai kita bisa membayangkan sakitnya punya orang tua yang seperti itu. Jika kalian kebetulan memiliki toxic parents, beberapa kasus di dalam buku ini bisa jadi men-trigger kalian, membuka luka lama, dan membuat kalian sedikit frustasi. Saran gue baca pelan-pelan, baca sampai habis. It will help you heals


Ingat selalu, beli buku asli (meski bekas) dan jangan beli buku bajakan!


 

Thank You for Reading My Blog!

Kalau tulisan ini bermanfaat, silahkan bagikan ke siapapun yang kalian pikir perlu ikut membaca :)

Comments

3 komentar:

  1. Halo, kak
    Terimakasih sudah mereview buku ini ^^
    Saya sedang mencari-cari buku ini. Susah sekali mencarinya. Boleh tahu beli di mana dan harganya berapa? Terima kasih :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Haloo.. saya beli ini di website periplus.. karena memang tidak ada toko lokal yang menjual, jadi impor ya.. dikirim sekitar sebulan setelah pemesanan.. semoga membantu ya

      Delete
    2. Halo... Ka Riry perkenalkan saya rifky mau bertanya mengenai buku toxic parent ini apakah dapat dipinjamkan untuk saya gandakan sebagai referensi saya melakukan penelitian thesis. Terimakasih.

      Delete