Menembus SIMAK UI 2019


Hai hai. Udah lama banget blog ini nggak diisi cerita real tentang hidup akuuuuh. Fast forward, akhir tahun 2018 lalu, gue dimutasikan ke kantor BPS RI di Jakarta. Maka dengan itu selesai sudah masa kerja gue di daerah selama 4 (empat) tahun mencakup dua unit kerja yang berbeda, BPS Kota Tidore Kepulauan, dan BPS Provinsi Maluku Utara. Dan ini menjadi awal mula segala hal yang akan gue ceritakan mulai dari postingan ini.


Beberapa bulan setelah bekerja di BPS Pusat. gue merasa ada yang 'hilang'. Caelah. secara gue kembali ke kampung halaman sendiri, gue merasa bener-bener ada di zona nyaman. Meski gue ngekos karena rumah jauh dari kantor, tapi nengok orangtua bisa kapanpun bermodal 20rebu. semua saudara, teman, hiburan favorit, ada disini. Everything is so comfortable. Gue merasa kurang tantangan. Dan dari dalam hati muncul kembali mimpi yang udah lama di tahan: sekolah lagi. S2.


Namun menyadari gue baru pindah kerja beberapa bulan, gue urung langsung mengajukan izin. Tapi dalam hati, gue bertekad kuat, paling lama tahun 2020 gue udah harus kuliah lagi. jadi, gue harus cicil apa yang gue bisa cicil dari sekarang. Akhirya bermodal belajar TOEFL seminggu dan TPA sebulan, gue mengikuti tes TOEFL dan TPA Bappenas di jadwal yang sudah gue pilih. Setelahnya, gue mulai nge list beasiswa apa yang bisa gue ambil dari hasil kedua tes itu. Karena hasil keduanya sedikit diatas 550, gue bisa agak sedikit leluasa memilih beasiswa yang gue pengen.


Akhirnya terkumpul info tentang dua beasiswa S2 yang gue pengen, yaitu LPDP dan Kominfo. LPDP sebenernya hanya untuk percobaan berasas penasaran. Karena honestly gue gak yakin bakal lolos. ngeri-ngeri sedap gitu liat persaingannya. Apalagi IPK gue standar di titik tertinggi kurva normal (anak statistik pasti ngerti). Jadi gue fokus di Kominfo. ternyata Kominfo mensyaratkan bahwa calon penerima harus lulus kampus tujuan dulu baru bisa mendaftar beasiswanya. Nah lho! beda dengan LPDP yang membolehkan pendaftaran beasiswa tanpa LoA. Tapi saat gue mencari info itu, pendaftaran LPDP belum buka (dan belum ada info kapan buka), sedangkan Kominfo sudah buka.


Jadilah gue memilah-milah kampus yang gue minat. Sayangnya setelah diskusi alot dengan orang tua, gue gak diizinkan ambil kampus luar negeri "kamu aja baru balik masa mau pergi lagi!" gitu jawaban emak. Mungkin khawatir ama anak perempuan satu-satunya ini yang masih juga single #eaaaa tapi maunya pergi-pergi mulu hahaha. Oke. Akhirnya gue harus milih antara UGM, ITB dan UI. Karena jurusan yang gue mau hanya ada di tiga kampus itu. Gue gak mau menyepelekan pemilihan jurusan. Sudah terlalu banyak cerita senior yang ngotot milih kampus tertentu walau dengan jurusan apapun, tapi akhirnya harus berjuang terseok-seok menyelesaikan kuliahnya.

Gue memilih untuk mencoba ketiganya. Karena setelah gue urut jadwal pendaftarannya, semua beda bulan, dan punya lebih dari satu gelombang. Dengan asumsi minimal ada satu kampus yang gue bisa tembus, gue kemudian daftar tes SIMAK UI lebih dulu, karena kampus ini buka pendaftaran paling awal. Dan gue anggap ini sebagai percobaan. Secara otak ini sudah lama beku. terakhir belajar ya lebih dari 4 tahun lalu. jadi banyak yang harus dipelajari ulang. Jadi kalopun gak lulus, masih ada gelombang berikutnya, masih ada kampus lainnya #tsaaaah 🙈


Pendaftaran SIMAK UI dilakukan secara online lewat website penerimaan UI. Menurut gue prosesnya cukup simpel dan gak ribet. Semua dokumen persyaratan cukup di upload. Jadi gak perlu repot ngirim sana sini. Setelah seluruh dokmen lengkap, barulah kita mendapatkan kode pembayaran yang bisa kita gunakan untuk membayar di bank, atau ATM. Setiap 24 jam, sistem pendaftaran akan mengupdate informasi status pembayaran kita. Jika kita telah melakukan pembayaran, maka menu  kartu ujian akan aktif dan bisa kita download untuk kita bawa saat melaksanakan SIMAK UI.


Biaya tes SIMAK UI yang cukup mahal yakni sebesar Rp 1.000.000 membuat gue merasa nyesek jika hanya menjadikan tes ini percobaan. Gue harus lulus kalo nggak gue rugi! hahhaha begitu pikir gue. Jadilah gue browsing sana-sini untuk  tes ini. Sayangnya gak ada buku Tes SIMAK UI yang dijual di pasaran. Tes SIMAK UI terdiri dari dua sesi, yaitu TPA (Tes Potensi Akademik) dan Tes Bahasa Inggris. Jadi gue memanfaatkan buku yang gue gunakan untuk persiapan TPA Bappenas sebelumnya dan juga buku yang gue gunakan untuk belajar TOEFL sebelumnya. Karena dari yang gue baca, soal tes SIMAK UI jenisnya sama dengan TPA Bappenas dan TOEFL. Jenisnya soalnya loh ya, bukan tingkat kesulitannya. Ini bukunya :



Buku latihan TPA pertama akoooh

Buku latihan TOEFL akoooh




Gue merasa, satu buku TPA aja kurang. Salah satu senior yang sudah lebih dulu di UI  pun bilang: "apapun yang kamu pelajari, buku manapun yang kamu gunakan, soal SIMAK UI pasti lebih susah"

DAN ITU BENAR ADANYA SODARA!😭 (gue menyadarinya saat udah selesai ujian SIMAK UI)


senior yang baik hati ini kemudian meminjamkan gue sebuah buku lagi yang dulu dia pernah gunakan untuk tes SIMAK UI. Karena gue masih belum puas, gue beli satu buku lagi (yang mana gue sangat nggak menyesal belinya karena buku inilah yang menyelamatkan gue) jadi ini total buku TPA yang gue gunakan untuk belajar menghadapi SIMAK UI selama sebulan :


Senjata SIMAK UI


Oke, berbekal tiga buku ini akhirnya gue menghadapi tes SIMAK UI yang dilakukan selama 120 menit untuk TPA dan 90 menit untuk tes Bahasa Inggris. TPA dimulai dengan Tes Verbal, lalu Tes Kuantitatif, dan terakhir Tes Logika Penalaran. Ada sistem minus untuk jenis tes ini. 

Gue ikut tes SIMAK UI gelombang pertama berlokasi di UI Depok tanggal 24 Maret 2019. Sesi pertama mulai jam 7.30 setelah pengisian data diri. Tes Verbal berlangsung cukup lancar dan memang lebih susah daripada TPA Bappenas. So so lah. Sesi kedua, Tes Kuantitatif  bikin perut gue cukup mules. Karena dari 30 soal yang ada, gue hanya mampu mengerjakan 13 soal. Sungguh ter la lu. 

Tapi yang lebih terlalu adalah ketidaktelitian gue. Saat pengawas tes menginstruksikan untuk berganti soal ke Tes Logika, gue baru sadar ada dua soal lagi di paling belakang yang belum gue buka. Dan itu soal statistik dasar!! 😱😱 AAAAAK gue merasa rugi banget. Karena gue sebelumnya sempet menghabiskan beberapa menit mencari soal lain yang bisa gue kerjakan tapi nihil. Dan soal statistik dasar itu guampang banget hiks hiks rugi banget akuuh. Terpaksa lanjut ngerjain Tes Logika sambil mendengus gak ikhlas 😢


Berdasarkan pengalaman gue saat tes TPA Bappenas sebelumnya, Tes Logika adalah tes yang paling gak gue kuasain. Karenanya, gue belajar cukup keras untuk jenis soal ini menjelang SIMAK UI. Dan usaha gue ini terbayar lunas, tuntas, saat SIMAK UI. Soal yang keluar persis dengan soal-soal yang pernah gue kerjakan. Gue sama sekali gak mengalami kendala berarti saat ngerjain tes ini. Dan gue meyakini tes inilah yang mendongkrak nilai gue secara total hehehe. Cuma dua soal yang nggak gue kerjakan karena gak yakin sama jawabannya. Sisanya, sikaaaat.

Setelah TPA, kita diberi waktu istirahat selama 45 menit. Dan karena lokasi tes gue adalah di FTUI, yang mana adalah kampus pertama gue selama dua tahun (2008-2010), gue mengisi waktu istirahat dengan ngiter-ngiter kampus sambil mengenang masa lalu #eaaaa sambil makan roti yang gue bawa juga. Karena TPA barusan menghabiskan energi hehe. Kalo kalian gak bawa makanan, biasanya ada penjual makanan dadakan dekat tempat ujian. Kantinnya nggak buka qaqaaa karena tes nya biasanya di weekend.

Jam 10.15  lanjut ke tes bahasa inggris, yang ternyata sangat mengerikan. Gila susah banget aseli. Percuma aja tes TOEFL gue diatas 550 hahaha. Susahya itu menurut gue di wacana/bacaan bahasa inggrisnya yang menggunakan banyak kata gak lazim (diluar batas kosakata gue) dan gue harus menebak-nebak artinya dengan pendekatan lain. Stress gue jadinya. Padahal gue berencana menjadikan tes Bahasa Inggris sebagai tes yang mendongkrak nilai keseluruhan, tapi nampaknya bakal gagal hahaha. Untungnya tes ini gak ada minusnya, jadi di sisa waktu 5 menit, gue isi aja semua jawabannya dengan ngitung kancing 😁


Pengumuman tes SIMAK UI gelombang pertama adalah tanggal 8 April 2019 via website. Selama nunggu pengumuman, agak deg deg ser, karena ngerasa tes kemarin gak maksimal. Gue menenangkan diri dengan berpikir toh kalau gak lulus, masih ada gelombang berikutnya, masih ada kampus lainnya. Masih ada kesempatan lainnya, insya Allah. Saat hari pengumuman, gue buka website penerimaan dengan baca bismillah, and there they are




Hati akoh berbunga-bunga ~~ 🌸🌸🌸🌸🌸bermodal nekat, sisa belajar TOEFL di Desember 2018 dan Belajar TPA BAPPENAS di Februari 2019, Alhamdulillah berhasil lolos SIMAK UI di Maret 2019. Fabiayyi ‘aalaa’i Rabbikumaa Tukadzdzibaan. 

Nah, karena UI gue udah lulus, mendadak gue malas nyoba tes kampus lain hahaha. Karena persyaratannya jauh lebih banyak, ribet, dan harus tes lagi. Setelah menghadapi SIMAK UI, gue menyadari tes semacam ini melelahkan. Dan posisinya gue adalah pekerja yang senin sampai jumat masih harus ngantor. Agak susah membagi waktu untuk belajar, kerja, hobi dan kehidupan sosial lain (baca: nongki cantik) kalo gue harus tes lagi di kampus-kampus lain. So, finally  gue menjatuhkan pilihan gue pada UI, mantan kampus lama yang bersemi kembali hehehe. Sekarang gue bisa fokus mengejar beasiswa yang gue minati. Perjuangannya beda lagi dan akan gue share di postingan lain. (akan gue update disini)


Ini tips menghadapi SIMAK UI yang bisa gue berikan untuk kalian yang baru akan/berencana mengikuti SIMAK UI :
  1. Belajar. yang ini gak bisa diganggu gugat gengs. Usahakan sudah belajar minimal 3 bulan sebelumnya. Jangan mepet kayak gue, jangan. Beli buku-buku yang sekiranya kalian butuh. Latihan yang rutin sambil gunakan timer.
  2. Cek lokasi ujian sehari sebelumnya. Jangan biarkan masalah non-teknis seperti nyasar jadi penggagal tes kalian. Nggak peduli kalian dari dalam atau luar kota, please cek tempat ujian kalian sampai ke ruangannya, sehari sebelum ujian. Keterlambatan tidak ditolerir dan tak ada waktu tambahan. Lokasi tes SIMAK UI ini bisa berbeda-beda ya tergantung informasi yang kalian isikan di formulir pendaftaran. Cek baik-baik lokasinya di halaman pendaftaran kalian.
  3. Datang lebih cepat. Jangan sepelekan macet. Apalagi di kota besar kayak Jakarta. Lebih baik datang terlalu cepat dan menunggu sambil sarapan, daripada datang sambil keringatan karena lari-lari hampir telat. Mengganggu konstrasi ujian kalian gaes. Dan kalo lokasinya di  UI Depok, maka dari pintu masuk UI sampai ke dalam semua selalu macet. Pakai motor lebih baik. Kalo nggak, bisa jalan kaki. Tapi tergantung lokasinya di fakultas apa hahaha. Klo di FT, jalan kaki, lumanyun juga. 😅
  4. Kerjakan soal yang kalian bisa dan langsung bulatkan di kertas jawaban. Karena kalian gak akan diberi waktu untuk membulatkan jawaban kalian kalo kalian kelupaan. Dan ingat, untuk TPA, ada sistem minus. Jadi kalau kalian gak yakin, lebih baik gak usah diisi. Tapi untuk tes bahasa nggris tidak ada sistem minus, jadi kalian bisa isi semua. Siapa tau yang kalian isi asal ternyata benar hehehe
  5. Teliti. periksa lagi soal jangan ada yang terlewat. jangan kayak gue. rugiiii rugiiii rugiiiiii 

Yang jauh lebih penting dari saran atau tips-tips menghadapi SIMAK UI diatas adalah Ibadah, Doa, dan Restu Orang Tua. Udah gak perlu dijelaskan lagi ya kenapa. Sekian sharing gue. Semoga bermanfaat. Feel free to ask me more question in comment.

Thank You for Reading My Blog!

Kalau tulisan ini bermanfaat, silahkan bagikan ke siapapun yang kalian pikir perlu ikut membaca :)

Comments

14 komentar:

  1. Thanks a million ud share ttg SIMAK UI,
    tanya dunk,
    1. di kartu peserta kan ada t4 ujian, trus qt tau ruangan ujian yg mana itu drmn..??
    2. apakah t4 duduk qt nnti bebas atau sudah diatur sesuai nomor ujian..??
    3. apakah qt boleh coret2 soalnya..??
    4. apa nnti qt dikasi kertas buram untuk coret2..??

    thanks b4

    ReplyDelete
    Replies
    1. waaah mohon maaf saya terlambat reply nih :(


      1. ruanga ujian ditempel di depan pintu gedung ujian. Makanya disarankan untuk datang sehari sebelumnya mnegecel lokasi ujian :)

      2. tempat duduk sudah diatur. tiap meja sudah ditempel nomornya

      3. soal boleh dicoret-coret seingat saya

      4. kertas buram juga diberikan

      Delete
  2. Makasi ya ka infonya bagus banget, mau tanya ka
    1. Jadi baiknya saya ikut tes tpa toefl bapenas atau gausa ya?
    2. Kalo mau belajar TPA berdasarkan dari hasil ujian kaka di simak ui, buku mana yang paling banyak keluar soalnya di simak UI?
    (Contohnya yg kaka maksud tes logika itu banyak yg keluar dari latian soal, nah dari buku yang mana ya ka?

    Terimakasih

    ReplyDelete
    Replies
    1. 1. tergantung tujuan kampus nya mau fokus kemana. Tapi rata-rat kampus besar sekarang baik UI, ITB, UGM sudah tidak mewajibkan sertifikat toefl/bappenas, melainkan calon mahasiswa harus ikut dan lulus tes masuk yang disediakan masing-masing kampus. Test toefl dan TPA Bappenas bisa diambil jika dibutuhkan sebagai persyaratan apply beasiswa


      2. Kalau untuk SIMAK UI ketiga buku yang saya gunakan beda beda perannya. Contohnya, untuk tes logika, banyak keluar dari buku yang paling depan di foto yang saya sertakan. Sementara tes kuantitatif nya lebih banyak keluar dari buku yang paling belakang.

      Delete
  3. Sngat menginspirasi skali. Aku mau seperti kakak dan insya allah bisa seperti kakak.
    Tanya dong kak, utk hasil tes TOEFL dan TPA Bapenas itu masa berlakunya smpai kapan ya kak?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih sudah mampir disini ya :)

      Untuk test toefl dan TPA bappenas itu dua tahun sejak tanggal dikeluarkannya sertifikat. Jadi dihitung baik-baik waktunya, jangan sampai sertifikatnya tidak terpakai karena diambil terlalu cepat, atau sebaliknya, masa berlakunya keburu habis. Good luck!

      Delete
  4. Terimakasih, menarik dan bermanfaat sekali

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halo, terima kasih sudah mampir ke sini ya :) semoga membantu!

      Delete
  5. Hallo, pada saat itu persyaratan untuk pendafatarannya apa aja ya? Selain ijazah dan transkrip S1. Apa ada persyaratan yang harus dipersiapkan jauh2 hari?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ada beberpa dokumen lain, namun lebih lengkapnya bisa mendaftar dulu pada web penerimaan.ui.ac.id :)
      nanti di sana akan lebih lengkap dokumen apa saja yang harus tersedia. Semoga membantu yaa..

      Delete
  6. Keren sekali kak riry.. Semoga dapat mengikuti jejak langkah kesuksesannya..aamiin.
    Semoga studinya kakak lancar dan cepat lulus terus ambil S3 di luar negeri. Aamiin ya Rabbal 'Alamiin

    ReplyDelete
    Replies
    1. makasih banya ya septiiii.. aamiin ya rabbal alamin:D

      Delete
  7. Makasiiih untuk pengalamannya kak :D waah, semoga saya bisaa jadi salah satu mahasiswa UI di tahun ini :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aaamiin..maafkan saya telat sekali komennya. Karena tesis dll. Semoga ada kabar baik ya :)

      Delete