PART II: Seleksi Berbasis Komputer (SBK) LPDP 2019

Akhirnya, setelah sekian lama baru bisa lagi nulis part kedua perjuangan mendapatkan LPDP  2019 ehehe. Mumpung lagi libur kuliah juga sih. Kali ini saya akan membahas tentang tahap kedua dari seleksi beasiswa LPDP yaitu Seleksi Berbasis Komputer. Sedangkan pengalaman saya di tahap I Seleksi Administrasi Beasiswa LPDP sudah saya bahas di post sebelumnya.

Nah, setelah adanya pengumuman kelulusan seleksi administratif, para peserta diminta untuk menunggu undangan dari pihak LPDP tentang waktu, tempat dan tata tertib Seleksi Berbasis Komputer (SBK).  SBK ini kerjasama LPDP dan Badan Kepegawaian Negara (BKN). Sehingga SBK diadakan pada BKN di 18 kota: Medan, Aceh, Kupang, Yogyakarta, Denpasar, Padang, Ternate, Makasar, Pekanbaru, Manado, Manokwari, Ambon, Pontianak, Banjarmasin, Surabaya, Jakarta, dan Bandung.

Peserta akan ujian SBK pada lokasi pilihan pedaftar saat melakukan pendaftaran online. Di luar daerah tersebut maka akan dipilihkan lokasi terdekat. Patut dicatat ya teman-teman, bahwa biaya transportasi dan akomodasi kalian saat mengikuti SBK  ini tidak ditanggung LPDP. Jadi silahkan persiapkan ongkos sendiri, alias modal sendiri harus keluar, apalagi jika lokasi ujian jauh dari rumah kalian misalnya. Cukup sedih sih banyak teman-teman yang protes kenapa tidak ditanggung, padahal ini posisinya kita loh yang butuh beasiswa ini, dan kita belum pasti lulus. Jadi tentu belum layak kita menuntut 'diongkosin' sama LPDP. Sama saja kan kalau kita ujian masuk universitas ya harus nge-modal sendiri, ya semacam itulah.

Saya sendiri karena sudah berdomisili di Jakarta saat mendaftar, dan mendapat lokasi ujian SBK di BKN Pusat Jakarta. Undangan dari LPDP saya terima sekitar dua minggu setelah pengumuman seleksi adminitstratif kemarin. SBK di Jakarta saat itu dibagi dalam 4 sesi. Sesi 1-3 dilaksanakan hari Kamis 4 Juli 2019 dan sesi 4 dilaksanakan hari Jumat 5 Juli 2019. Total peserta adalah 1.250 orang. Padahal ini baru gelombang 1 tahun 2019. Dan itu baru peserta Jakarta, belum kota lain. Sementara kalau melihat jumlah rata-rata penerima beasiswa LPDP per tahun totalnya adalah sekitar 3000an (ini analisis pribadi). Agak mikir juga saingannya lumayan banyak haha tapi udah gak bisa mundur 😂 tanggung.

SBK ini sendiri terdiri dari Tes Potensi Akademik (90 menit), Soft Competency (30 Menit) dan On the Spot Writing (30 menit). Sehingga keseluruhan total waktu adalah 150 menit. Semuanya menggunakan komputer sesuai judul ujiannya, SBK. Peserta diminta hadir 60 menit sebelum jadwal ujiannya. Peserta juda diminta mengenakan baju hitam putih. Hawa nya udah kayak ngelamar CPNS aja deh (heleh kayak pernah ngerasain aja). Kalo buat anak-anak STIS angkatan saya, ya hawanya kayak TKD waktu itu 👀


Menunggu giliran SBK di halaman BKN


Seluruh barang bawaan kita (termasuk dompet, handphone), dll) kemudian diminta untuk disimpan dalam loker yang disediakan, dan dikunci. Kunci inilah yang boleh kita bawa ke ruangan. Di ruangan sudah disediakan komputer, pensil dan kertas buram buat coret-coretan. Jadi kita memang tidak diperbolehkan membawa apapun. Kita juga  masing-masing akan diberi username dan password sebelum memasuki ruangan.

Tes yang pertama adalah Tes Potensi Akademik (TPA). Ada 3 bagian yakni kuantitatif, verbal dan logika. Masing-masing bagian tediri dari 20 soal. Sistem memastikan kita bisa melewati sementara soal yang belum bisa kita isi. Namun jika waktu habis, otomatis sistem menutup soal TPA dan menghitung soal yang sudah kita isi. TPA ini ya sama dengan TPA Bappenas pada umumnya. Juga sama dengan tes SIMAK UI (malah buat saya lebih sulit tes SIMAK UI). Saya sendiri gak punya banyak waktu persiapan dan cuma ngandelin buku-buku lama waktu jaman belajar SIMAK UI beberapa bulan sebelumnya. Apalagi saya sambil kerja, pulang kantor rasanya mumet juga klo harus rutin belajar terus. Skor TPA LPDP saya pun terbilang tidak memuaskan. 200 poin kurang sedikit.  Padahal kalo baca-baca, untuk terjamin lulus skor harus diatas 200 poin 😓

Tes kedua, Soft Competency. Tes ini kalo buat para PNS pasti udah familiar. Tes nya semacam tes psikologi adab sebagai warga negara yang baik. Konon tidak ada jawaban benar salah disini. Jadi bisa dijawab sesuai hati nurani (yang dikondisikan tentunya). Kadang saat menjawab, kitapun harus membohongi emosi dan ego kita huahaha.

Tes Ketiga adalah On the Spot Writing. Disini kita diberi artikel untuk kita baca, kemudian kita diminta menulis paragraf sesuai pertanyaan yang diberikan pada akhir artikel tersebut. Waktu itu saya mendapat artikel tentang ketenagakerjaan. Dan berberkal sedikit pengetahuan tentang keadaan angkatan kerja kita, saya menulis paragraf yang cukup panjang sampai mepet waktu. Ya emang dasarnya doyan nulis sih ya jadi pas disuruh nulis susah berhentinya hahaha. Oh iya, bagi yang kampus tujuannya luar negeri, artikel diberikan dalam bahasa inggris dan kita dimita untuk menulis paragraf berbahasa inggris. Sementara untuk yang kampus tujuannya dalam negeri, artikel diberikan dalam bahasa indonesia dan paragraf yang kita tulis pun diminta berbahasa indonesia.

Di atas tadi, saya sempat bilang skor saya 200 kurang sedikit. Tau darimana? Jadi setelah kita selesai ujian dan dipersilahkan keluar ruangan, nilai-nilai kita yang baru saja ujian tadi ditampilkan di layar besar di halamaan BKN, dan juga ditempel pada papan pengumuman. Nilai diurutkan berdasarkan nilai tertinggi dan terendah (tega!). Sehingga kita bisa melihat persis posisi nilai kita diantara teman-teman satu sesi kita saat ujian. 

Ada hal yang saya perhatikan disini, bahwa daftar nilai dipisah dalam dua daftar. Daftar yang pertama adalah list peserta Reguler dan Targetted Group (Dosen, PNS/TNI/Polri,dll), sementara list kedua adalah Afirmasi. Jadi yang saya tangkap, peserta targetted group PNS seperti saya standar kelulusannya disamakan dengan reguler, sementara afirmasi (BIT, bidikmisi, dll) memiliki standar kelulusan yang berbeda. Biasanya afirmasi memiliki standar kelulusan yang sedikit dibawah reguler untuk menyaring lebih banyak peserta.

Pengumuman Nilai SBK

Skor saya yang kurang memuaskan itu jelas sekali berada di tengah-tengah. Gak termasuk tinggi, tapi juga nggak termasuk rendah. Saya pulang dengan lunglai dan mikir kayaknya harus mengandalkan beasiswa lain nih hikshikshiks. Hari itu saya memang cuti kantor sehari demi SBK. Karena ingin menghibur diri jadi mampir ke Jco terdekat buat ngemil enak mendinginkan kepala. Walau habis itu dihubungi suruh ke kantor juga dan ngelembur ampe malem (gak diitung pula lemburnya, kan cuti 😂)

Mendinginkan Kepala Selesai SBK Sebelum Lembur (cuti? apa itu)


Pengumuman kelulusan SBK ini adalah tanggal 12 Juli 2019. Sekitar seminggu setelah ujian selesai, dan bisa dilihat pada akun masing-masing. Alhamdulillah wa syukurillah saat buka pengumumannya sore itu, saya ternyata lulus 😆😆 kaki langsung lemes deh. Seneng tapi juga sakit kepala karena berarti harus segera menyiapkan diri untuk tahap ketiga yaitu Wawancara / Seleksi Substansi. Jadwal wawancara keluar beberapa hari setelah pengumuman di akun saya. Konon, tahap ketiga inilah yang paling banyak menggugurkan calon peserta tanpa pandang bulu. Tidak melihat kamu sudah diterima di kampus mana, berapa banyak medalimu dan berapa banyak penelitianmu. Apa yang dinilai dalam tahap ini masih jadi misteri bagi banyak orang, termasuk saya sampai detik ini 😂


Pengumuman Tes Tahap 3


Tips and Trick dari saya untuk SBK ini adalah belajar yang bener untuk menghadapi TPA 😂😂😂 karena biar bagaimanapun, skor TPA lah yang menjadi penilaian utama kelulusan kita di tahap ini. Kemudian, saat menjawab soal Soft Competency, posisikan diri kita sebagai warga negara yang baik dan paham aturan, sehingga jawaban yang kita berikan haruslah yang sesuai aturan. Sementara untuk On The Spot Writing, baiknya kita banyak membaca berita terutama terkait dengan isu-isu strategis negara setahun terakhir seperti ketenagakerjaan, dana desa, kemiskinan ataupun inflasi. Hal ini membantu kita untuk lebih luwes menulis dan menjawab dalam bentuk paragraf. Tahap wawancara akan saya bahas dalam postingan selanjutnya. Untuk postingan ini, saya cukupkan dulu saja ya...



Postingan Terkait :

Part I : Seleksi Administratif LPDP 2019

Menembus SIMAK UI 2019

PNS di LPDP 2019

Thank You for Reading My Blog!

Kalau tulisan ini bermanfaat, silahkan bagikan ke siapapun yang kalian pikir perlu ikut membaca :)

Comments

7 komentar:

  1. Bismillah,
    Alhamdulillah Terimakasih banyak pencerahannya Mbak��
    Luar biasa...
    Ditunggu segera part 3 seleksi wawancaranya mbak ya...
    Kisahnya komplit sekali,
    Semoga dimudahkan untuk terus berbagi, aamiin ����

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mohon maaf tahun ini sangat riweh dengan tesis. Semoga minggu ini bisa share part III (iya telat banget, mohon maaf kalo tidak membantu hikshiks)

      Delete
  2. terimakasih mbak atas pencerahannya. ada banyak yang ingin saya tanyakan, tapi sebelumnya sy tunggu part 3 nya. mudah2an di part 3 terjawab semua pertanyaan saya.
    hehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau masih butuh, mohon ditunggu minggu ini yaa hikshiks. Maklum baru kelar tesis nya

      Delete
  3. Sudah mau setahun nih kaaak riry, ditunggu tulisan selanjutnyaaaaa xixixi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wadaaaaaw diitungin. Beklah, mohon ditungguuu

      Delete
  4. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete